Popular News [ View all Popular News ]

Latest Updates

Tampilkan postingan dengan label Potensi Agrobisnis Peternakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Potensi Agrobisnis Peternakan. Tampilkan semua postingan

Mengapa Usaha Peternakan Sangat Menguntungkan?

0 komentar
Berikut ini saya paparkan beberapa fakta yang menunjukkan betapa penting dan menguntungkannya pengembangan usaha agrobisnis peternakan di Indonesia:

Dengan modal berkisar Rp1,5 sampai Rp3 juta dapat diperoleh dua ekor kambing Kacang atau seekor domba Waringin betina untuk dikembang-biakkan.
Kambing Kacang atau kambing Kampung merupakan kambing asli Indonesia yang cepat berkembang biak karena kambing Kacang betina sangat subur, dan nafsu kawin kambing Kacang jantan sangat besar.
Untuk keperluan aqiqah dan Lebaran Haji, harga kambing Kacang jantan Rp1 juta atau lebih.
Domba Waringin adalah domba asal Langkat, Sumatera Utara, karya Bapak Tista Waringin Sitompul.
Domba Waringin merupakan domba pedaging unggul hasil perkawinan silang antara domba luar negeri dan domba kampung atau domba ekor tipis.
Domba Waringin jantan bisa mencapai bobot hidup 100 kg atau lebih, dan nilai jualnya Rp2 juta ke atas.
Kambing dan domba beranak tiga kali dalam dua tahun dan selalu ada kemungkinan beranak dua (pada kambing) atau lebih dari dua (pada domba) sekelahiran (sangat prolifik).
Dengan demikian, perputaran modal jauh lebih cepat dibandingkan peternakan sapi dan kerbau.
Pemilik modal di perkotaan yang tidak punya lahan dapat bermitra dengan petani miskin pedesaan yang punya lahan untuk membuka usaha bagi hasil peternakan skala rumah tangga.
Pemilik modal dapat bermitra dengan petani miskin di pedesaan dalam usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau.
Dengan kemitraan usaha bagi hasil ini, uang pemilik modal terus bertambah seiring pertambahan populasi ternak tanpa harus bersusah payah turun tangan langsung mengurus ternak.
Selain itu, taraf hidup para petani miskin di pedesaan yang jujur dan mau bekerja keras akan meningkat.
Dengan demikian, perlahan namun pasti angka kemiskinan akan terus berkurang.
Tingkat kemiskinan yang berkurang akan mengurangi tingkat kejahatan, pengangguran, dan urbanisasi.
Lahan pedesaan yang tersedia sangat luas dan subur.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini lebih dari 240 juta jiwa dan setiap hari terus bertambah. Dengan demikian, peluang pasar daging dalam negeri sangat besar.
Kambing dan domba selalu dibutuhkan untuk aqiqah, Idul Adha, dan konsumsi sehari-hari.
Daging sapi dan kerbau selalu dibutuhkan setiap hari, dan permintaan daging melonjak saat bulan puasa (Ramadhan), Lebaran (hari raya Idul Fitri) dan Lebaran Haji.
Namun demikian, sampai saat ini Indonesia masih sangat jauh dari swasembada daging.
Sekitar 40% kebutuhan daging nasional dipenuhi oleh daging impor.
Selain itu, negara-negara Timur Tengah membutuhkan lebih 9 juta ekor kambing & domba dan cenderung terus meningkat setiap tahun.
Nah, sekarang Anda sudah menyadari besarnya peluang pasar kambing dan domba. Segeralah buka usaha peternakan kambing dan/atau domba.
Jangan tunggu bantuan bibit dari pemerintah. Mari kita bekerja keras dengan usaha sendiri mengumpulkan dana untuk modal membuka usaha agrobisnis peternakan.
Kalau belum bisa kambing dan domba unggul, pelihara saja kambing Kacang atau kambing kampung dan domba kampung atau domba ekor tipis.
Tidak mesti langsung buka usaha peternakan skala besar.
Mulai saja satu ekor kambing atau domba jantan dan dua ekor kambing atau domba betina, misalnya.
Populasi awalnya terserah berapa saja sesuai kemampuan masing-masing.
Usahakan minimal satu ekor kambing atau domba jantan dan satu ekor kambing atau domba betina.
Bagaimana kalau Anda tidak punya tempat atau lahan untuk membuat kandang dan tempat penggembalaan kambing dan domba?
Ini solusinya: hubungi hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au untuk mendaftar sebagai investor dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing dan domba.
Selain peternakan kambing dan domba, saya juga menawarkan kerja sama usaha bagi hasil bisnis sapi qurban dan peternakan sapi Bali dan kerbau.
Silakan baca informasi lengkap mengenai usaha bagi hasil peternakan ini di Peluang Investasi Agrobisnis Peternakan pada Daftar Isi di kiri atas blog ini.

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Agrobisnis Peternakan

0 komentar
Program bantuan produktif yang saya rintis sejak awal tahun 2009 ini sudah berjalan di Padang, Sumatera Barat.

Keluarga miskin yang menjadi sasaran program bantuan produktif agrobisnis peternakan ini adalah keluarga yang terdaftar dalam basis data keluarga miskin yang disusun pemerintah setempat.

Bantuan ini berupa kemitraan dengan satu keluarga miskin di desa Sungai Bangek, kelurahan Balai Gadang, kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang dan sapi Simental.

Karena mitra saya kerepotan mengurus ternak kambing Kacang yang semakin banyak, awal tahun 2010 peternakan kambing diganti dengan peternakan sapi Simental.

Bantuan produktif agrobisnis peternakan ini rencananya juga akan diberikan kepada keluarga miskin di Bengkulu Selatan sejalan dengan rencana pembukaan usaha bagi hasil peternakan kambing, sapi, dan kerbau di desa Batu Ampar, kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan.

Peternakan yang direncanakan di Batu Ampar ini akan menerapkan konsep peternakan terpadu.

Peternakan kambing, sapi, dan kerbau ini akan dipadukan dengan perkebunan coklat.

Dengan sistem peternakan terpadu ini terjadi simbiosis mutualisma antara ternak dan tanaman coklat. Kulit buah coklat dapat dijadikan pakan ternak, dan kotoran ternak menyuburkan tanaman coklat.

Selanjutnya, selain ditanami rumput gajah dan rumput unggul lainnya yang berserat dan bergizi tinggi, lahan yang cukup luas akan dimanfaatkan untuk perkebunan jagung dan kedelai serta kolam ikan nila sebagai sumber pakan konsentrat berprotein tinggi.

Ternak yang dipelihara nanti juga diberi pakan ampas tahu dan dedak padi halus. Sebagai tambahan, mereka juga akan diberi mineral dan probiotik.

Untuk menjaga dan menjamin kesehatan ternak, pemeriksaan kesehatan oleh petugas dinas peternakan setempat akan dilakukan setiap 3 bulan sekali atau kapan pun diperlukan kalau ada ternak yang sakit.

Dengan penyediaan pakan berserat dan bergizi tinggi serta pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan teratur dan berkelanjutan, insyaallah ternak yang dipelihara akan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat dan sehat.

Bantuan produktif yang akan diberikan kepada para keluarga miskin di sekitar peternakan yang direncanakan berlokasi di Kedurang tersebut berupa kemitraan dengan keluarga miskin dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang.

Keluarga miskin yang terpilih akan dijadikan mitra untuk memelihara sepasang kambing Kacang. Jatah bagi hasil untuk saya dan pemelihara masing-masing 50%.

Jadi, hasil penjualan anak-anak kambing yang dihasilkan nanti akan dibagi dua antara saya dan keluarga miskin pemelihara kambing Kacang tersebut.

Kalau pemelihara kambing Kacang ini berhasil dengan baik mengembang-biakkan kambing tersebut dan membuktikan dirinya sebagai peternak yang telaten dan terpercaya, saya juga akan memberikan sepasang sapi Bali untuk mereka kembang-biakkan dengan jatah bagi hasil yang sama.

Karena keterbatasan dana yang saya miliki, saya mengundang partisipasi siapa pun yang memiliki dana minimal Rp2 juta untuk mendukung terwujudnya program bantuan produktif ini dengan mendaftarkan diri sebagai investor.

Segera wujudkan niat baik Anda memberikan bantuan produktif untuk meningkatkan taraf hidup keluarga miskin.

Daftarkan diri Anda sebagai investor usaha bagi hasil peternakan kambing, sapi, atau kerbau, dengan mengirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au.

Informasi lengkap mengenai penawaran kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing, sapi, dan kerbau dapat dilihat di bawah ini dan di sini.

Peternakan Solusi Kemiskinan

0 komentar
Sungguh ironis bila kita melihat fakta bahwa masih banyak sekali masyarakat pedesaan yang masuk dalam kategori masyarakat miskin. Fakta ini dapat kita lihat dari banyak dan panjangnya antrian pada saat pembagian BLT. Di satu sisi, pedesaan kita kaya akan sumber daya alam. Namun demikian, kenyataannya banyak sekali masyarakat pedesaan yang hidup miskin dan karena itu banyak di antara mereka yang pindah ke kota mengadu nasib dengan bekal pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan ala kadarnya.

Jadi, tidak mengherankan bila di kota-kota banyak terdapat bangunan kumuh di sepanjang bantaran sungai. Bangunan-bangunan kumuh ini menjadi tempat tinggal orang-orang desa yang gagal mendapatkan keberuntungan di kota.

Dengan sumber daya alam yang melimpah dan lahan pertanian yang luas, mengapa masyarakat desa tetap miskin dan akhirnya berurbanisasi ke berbagai kota? Menurut saya, hal ini disebabkan oleh dua hal utama - wawasan masyarakat pedesaan yang sempit dan kurang atau tidak tersedianya modal atau orang yang bersedia memberikan modal bagi mereka.

Banyak masyarakat desa yang tidak tahu bagaimana memanfaatkan lahan pertanian mereka secara optimal. Pengamatan saya terhadap para petani di pedesaan Bengkulu dan Sumatera Barat menunjukkan bahwa lahan tidur bukanlah kenyataan yang langka di pedesaan. Petani sering hanya menanam padi dan sedikit palawija. Fokus usaha pertanian mereka adalah pemenuhan kebutuhan keluarga. Jarang terlintas dalam pikiran mereka untuk menanam tanaman unggul bernilai jual tinggi seperti durian monthong, mangga harum manis, atau pisang cavendish (pisang Ambon putih) di pinggir sawah atau tanah mereka.

Karena tidak tersedia uang yang cukup banyak, mereka tidak beternak kambing, sapi, atau kerbau padahal selain ternak itu sendiri dapat dijual, kotoran berupa tahi maupun kencing ternak tersebut sangat bermanfaat sebagai pupuk kandang dan penghasil biogas. Penggunaan pupuk kandang ini sangat menyuburkan tanaman dan mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang harganya mahal dan cenderung naik terus serta dapat mencemari dan merusak lingkungan. Begitu pula, biogas yang dihasilkan dari kotoran ternak sangat menghemat biaya pembelian minyak tanah untuk memasak dan mengurangi penebangan pohon secara serampangan untuk kayu bakar.

Seharusnya, uang yang tidak cukup untuk membeli ternak jangan menjadi penghambat bagi masyarakat untuk beternak. Mereka dapat memulai dengan beternak unggas seperti ayam, bebek, atau itik, yang modalnya cukup beberapa puluh ribu saja. Seandainya mereka tidak punya uang beberapa puluh ribu, mereka bisa menjalin kerja sama bagi hasil dengan tetangga yang punya ayam. Setelah populasinya cukup banyak, ayam tersebut bisa dijual untuk membeli kambing. Begitu pula selanjutnya, setelah populasi kambingnya cukup banyak, kambing tersebut bisa dijual untuk membeli sapi atau kerbau. Jadi, wawasan dan pemahaman agrobisnis harus ditanamkan dan disebarkan di kalangan masyarakat pedesaan.

Itu dari pihak petani. Sekarang kita lihat dari pihak yang memiliki modal. Pemilik modal yang saya maksud di sini bukan lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan formal lainnya. Fasilitas kredit dari lembaga keuangan seperti ini tentu sangat merepotkan bagi petani baik dari segi tingginya bunga maupun rumit dan beratnya persyaratan dan prosedurnya.

Pemilik modal yang saya maksud di sini adalah orang perorangan yang memiliki dana yang cukup untuk membeli setidaknya sepasang ternak - kambing, sapi, atau kerbau.

Mungkin pemilik modal di desa jauh lebih sedikit daripada di kota. Karena itu, melalui tulisan dan blog ini saya menghimbau agar siapa pun yang masuk kategori pemilik modal menurut pengertian yang saya maksud dalam tulisan ini segera menjalin kerja sama bagi hasil peternakan - kambing, sapi, atau kerbau. Pemilik modal menyediakan minimal sepasang ternak beserta kandangnya, dan peternak menyediakan lahan dan pakannya. Perhitungan bagi hasil antara pemodal dan peternaknya bisa 70%-30%, 60%-40%, atau 50%-50%, tergantung kesepakatan antara pemodal dan peternak sehubungan dengan beban yang ditanggung masing-masing pihak. Misalnya, pembagian 50%-50% diberlakukan bila pemodal hanya menyediakan ternak, dan peternak membangun kandang dan menyediakan pakan. Kalau pemodal menyediakan ternak, membuat kandang, menyediakan pakan tambahan serta obat-obatan, dan peternak hanya memelihara dan menyediakan pakan hijauan, pembangian 70%-30% dapat diterima.

Mudah-mudahan para pemilik modal di mana pun berada di seluruh Indonesia tertarik dengan konsep usaha bagi hasil peternakan ini. Segera sisihkan sebagian kekayaan Anda untuk membeli sepasang ternak dan membangun kandangnya. Carilah keluarga miskin di daerah pedesaan atau pinggiran kota di daerah tempat tinggal Anda yang bersedia menerima tawaran kerja sama bagi hasil peternakan.

Sebenarnya, saya tidak tergolong orang yang memiliki banyak dana seperti para konglomerat dan pejabat pemerintah kita. Walaupun begitu, saya sekarang sudah menjalin kerja sama peternakan sapi Simental dengan salah satu keluarga miskin di Sungai Bangek, pinggiran kota Padang dengan perhitungan bagi hasil 70% untuk saya sebagai pemilik modal dan 30% untuk peternak.

Peternakan adalah usaha yang relatif mudah dilakukan oleh siapa pun dan menguntungkan. Karena itu, mari kita bangun desa kita melalui usaha peternakan. Mari kita berantas kemiskinan melalui usaha peternakan. Mari kita bantu masyarakat miskin melalui usaha nyata yang saling menguntungkan - kerja sama bagi hasil peternakan. Mari kita bekali masyarakat miskin dengan kail daripada kita beri ikan kepada mereka.

Mari Beternak

0 komentar
Hai Rakyat Indonesia,

Agrobisnis peternakan adalah usaha produktif yang menguntungkan dan mudah dikerjakan.

Ketiadaan modal jangan jadi penghalang niat membuka usaha agrobisnis peternakan.

Agrobisnis peternakan tidak hanya bisa dilakukan orang bermodal besar.

Masyarakat kelas bawah di daerah pedesaan dan kawasan pinggiran perkotaan juga bisa membuka usaha agrobisnis peternakan.

Tentu saja, masyarakat kelas bawah hanya bisa memulai dengan usaha peternakan skala rumah tangga.

Tidak apa-apa; yang penting ada niat, tekad, dan kemauan untuk memperbaiki taraf hidup melalui usaha agrobisnis peternakan.

Belum bisa memelihara ternak besar, mulai saja dengan memelihara ternak kecil.

Kalau ada uang beberapa puluh ribu rupiah, buat kandang yang sederhana namun cukup kuat dan mudah dibersihkan dengan memanfaatkan bahan bangunan yang tersedia di sekitar tempat tinggal kita.

Kalau tinggal di pedesaan, cari kayu atau bambu dan daun di hutan sekitar desa untuk membuat kandang dengan biaya relatif murah.

Kalau tinggal di kawasan pinggiran perkotaan, cari kayu dan seng sisa-sisa bangunan yang tidak terpakai untuk dijadikan bahan membuat kandang ternak.

Setelah itu, segera belikan ternak unggas seperti itik, bebek, ayam, atau angsa.

Kalau tidak punya uang, segera cari pekerjaan apa pun yang bisa mendatangkan uang; yang penting halal. Buang rasa malu dan gengsi dalam melakukan pekerjaan yang baik dan halal untuk mendapatkan penghasilan.

Setelah itu, gunakan uang beberapa puluh ribu rupiah untuk membeli sepasang ayam, itik, bebek, atau angsa.

Setelah populasinya beberapa puluh ekor, jual sebagian dan beli seekor kambing atau domba kampung yang sudah bunting. Kemudian, kalau sudah dapat tambahan uang dari penjualan sebagian populasi unggas lagi, belikan satu ekor kambing atau domba jantan.

Setelah populasi kambing atau domba mencapai beberapa puluh ekor, jual sebagian dan beli seekor sapi Bali atau sapi PO atau kerbau betina yang sudah bunting. Selanjutnya, kalau sudah dapat tambahan uang lagi dari penjualan sebagian populasi kambing atau domba kampung, beli satu ekor sapi Bali atau sapi PO atau kerbau jantan.

Akhirnya, kita tinggal melakukan kegiatan rutin memelihara dan merawat ayam atau itik atau angsa, kambing atau domba, dan sapi atau kerbau tersebut. Populasi ternak kita terus bertambah, dan dengan demikian penghasilan kita akan terus bertambah.

Dengan penghasilan yang terus bertambah, taraf hidup kita terus meningkat dan terangkat dari status miskin menjadi satus berkecukupan.

Kalau dulu kita menerima bantuan dari para pemilik modal yang dermawan, sekarang kita harus menjadi pemberi bantuan untuk saudara kita yang keadaan ekonominya masih memprihatinkan.

Dengan demikian, akan terjadi dua efek berantai sekaligus: pertama, pemasyarakatan usaha agrobisnis peternakan di kalangan masyarakat pedesaan dan kawasan pinggir perkotaan dan kedua, pemerataan kesejahteraan di kalangan masyarakat kelas bawah pedesaan dan perkotaan.

Untuk membantu mewujudkan terjadinya reaksi berantai tersebut tentu saja sangat diharapkan partisipasi aktif para dermawan yang bersedia menyisihkan sebagian dari kekayaannya untuk memberikan bantuan modal kepada orang-orang tidak mampu yang jujur dan mau bekerja keras membuka usaha agrobisnis peternakan.

Mudah-mudahan semakin banyak orang kaya yang menyadari bahwa sebagian dari hartanya adalah hak kaum duafa.

Blog Archive

About