Agrobisnis peternakan adalah usaha produktif yang menguntungkan dan mudah dikerjakan.
Ketiadaan modal jangan jadi penghalang niat membuka usaha agrobisnis peternakan.
Agrobisnis peternakan tidak hanya bisa dilakukan orang bermodal besar.
Masyarakat kelas bawah di daerah pedesaan dan kawasan pinggiran perkotaan juga bisa membuka usaha agrobisnis peternakan.
Tentu saja, masyarakat kelas bawah hanya bisa memulai dengan usaha peternakan skala rumah tangga.
Tidak apa-apa; yang penting ada niat, tekad, dan kemauan untuk memperbaiki taraf hidup melalui usaha agrobisnis peternakan.
Belum bisa memelihara ternak besar, mulai saja dengan memelihara ternak kecil.
Kalau ada uang beberapa puluh ribu rupiah, buat kandang yang sederhana namun cukup kuat dan mudah dibersihkan dengan memanfaatkan bahan bangunan yang tersedia di sekitar tempat tinggal kita.
Kalau tinggal di pedesaan, cari kayu atau bambu dan daun di hutan sekitar desa untuk membuat kandang dengan biaya relatif murah.
Kalau tinggal di kawasan pinggiran perkotaan, cari kayu dan seng sisa-sisa bangunan yang tidak terpakai untuk dijadikan bahan membuat kandang ternak.
Setelah itu, segera belikan ternak unggas seperti itik, bebek, ayam, atau angsa.
Kalau tidak punya uang, segera cari pekerjaan apa pun yang bisa mendatangkan uang; yang penting halal. Buang rasa malu dan gengsi dalam melakukan pekerjaan yang baik dan halal untuk mendapatkan penghasilan.
Setelah itu, gunakan uang beberapa puluh ribu rupiah untuk membeli sepasang ayam, itik, bebek, atau angsa.
Setelah populasinya beberapa puluh ekor, jual sebagian dan beli seekor kambing atau domba kampung yang sudah bunting. Kemudian, kalau sudah dapat tambahan uang dari penjualan sebagian populasi unggas lagi, belikan satu ekor kambing atau domba jantan.
Setelah populasi kambing atau domba mencapai beberapa puluh ekor, jual sebagian dan beli seekor sapi Bali atau sapi PO atau kerbau betina yang sudah bunting. Selanjutnya, kalau sudah dapat tambahan uang lagi dari penjualan sebagian populasi kambing atau domba kampung, beli satu ekor sapi Bali atau sapi PO atau kerbau jantan.
Akhirnya, kita tinggal melakukan kegiatan rutin memelihara dan merawat ayam atau itik atau angsa, kambing atau domba, dan sapi atau kerbau tersebut. Populasi ternak kita terus bertambah, dan dengan demikian penghasilan kita akan terus bertambah.
Dengan penghasilan yang terus bertambah, taraf hidup kita terus meningkat dan terangkat dari status miskin menjadi satus berkecukupan.
Kalau dulu kita menerima bantuan dari para pemilik modal yang dermawan, sekarang kita harus menjadi pemberi bantuan untuk saudara kita yang keadaan ekonominya masih memprihatinkan.
Dengan demikian, akan terjadi dua efek berantai sekaligus: pertama, pemasyarakatan usaha agrobisnis peternakan di kalangan masyarakat pedesaan dan kawasan pinggir perkotaan dan kedua, pemerataan kesejahteraan di kalangan masyarakat kelas bawah pedesaan dan perkotaan.
Untuk membantu mewujudkan terjadinya reaksi berantai tersebut tentu saja sangat diharapkan partisipasi aktif para dermawan yang bersedia menyisihkan sebagian dari kekayaannya untuk memberikan bantuan modal kepada orang-orang tidak mampu yang jujur dan mau bekerja keras membuka usaha agrobisnis peternakan.
Mudah-mudahan semakin banyak orang kaya yang menyadari bahwa sebagian dari hartanya adalah hak kaum duafa.
0 komentar:
Posting Komentar