Namun demikian, sebagai trah sapi asli Indonesia, sapi Bali memiliki dua keunggulan utama: 1) tingkat kesuburan yang tinggi dan 2) kecocokan dengan iklim tropis Indonesia.
Dengan dua keunggulan tersebut serta karakteristik badannya yang padat berisi, sapi Bali menjadi pilihan utama bagi para peternak sapi pedaging bermodal terbatas karena harga bibitnya yang jauh lebih murah daripada sapi Simental.
Karena itu, melalui tulisan ini saya mengundang siapa saja yang memiliki dana minimal Rp2 juta untuk ikut serta menanamkan modal dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali.
Berbeda dengan peternakan sapi Simental yang berlokasi di desa Sungai Bangek, kelurahan Balai Gadang, kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, peternakan sapi Bali ini akan berlokasi di desa Batu Ampar, kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan.
Saat ini harga sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting berkisar Rp7 hingga Rp8 juta. Namun demikian, saya menetapkan nilai investasi per ekor sapi Bali betina siap kawin atau bunting adalah Rp8 juta.
Sama dengan usaha peternakan sapi Simental, tersedia dua pola investasi dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini: perorangan dan gotong royong. Dengan pola investasi perorangan, satu orang investor menyediakan dana Rp8 juta untuk pembelian satu ekor sapi Bali betina siap kawin atau sudah bunting. Pada pola investasi gotong royong, beberapa orang investor secara bersama-sama menyediakan dana sesuai kemampuannya (minimal Rp2 juta) sehingga tercapai jumlah Rp8 juta untuk pembelian seekor sapi Bali betina siap kawin atau yang sudah bunting.
Nilai investasi minimum untuk ikut serta dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini adalah Rp2 juta per investor.
Selanjutnya, jangka waktu investasi peternakan sapi Bali ini 3 tahun dan dapat diperpanjang tergantung keputusan investor bersangkutan. Kalau investor memutuskan untuk tidak memperpanjang investasinya, maka sapi Bali betina milik investor yang dibeli dengan dana investasi Rp8 juta akan dijual dan hasil penjualannya diserahkan utuh tanpa potongan apa pun kepada investor.
Karena itu, untuk menjamin kepastian hukum baik bagi investor maupun peternak, kerja sama investasi usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini akan diikat dan dilindungi dengan perjanjian tertulis antara peternak dan investor. Surat perjanjian ini dibuat dua rangkap dan masing-masing diberi meterai asli dan ditanda tangani kedua pihak.
Investor dan peternak masing-masing mendapat jatah bagi hasil 50%. Investor mendapat jatah bagi hasil 50% bersih tanpa potongan apa pun, dan peternak mendapat jatah bagi hasil 50% kotor karena dipotong biaya pembangunan kandang dan penyediaan peralatannya, pakan harian, pemeliharaan kesehatan, dan pengobatan sapi Bali.
Jatah bagi hasil 50% untuk investor ini adalah 50% dari hasil penjualan, bukan 50% dari keuntungan. Ingat, 50% dari penjualan lebih besar daripada 50% dari keuntungan karena keuntungan = nilai penjualan dikurangi biaya produksi.
Dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini biaya produksi sepenuhnya ditanggung peternak.
Pada tahap awal ini, saya merencanakan pengadaan lima ekor sapi Bali betina siap kawin atau sedang bunting. Karena itu, peluang investasi ini akan ditutup kalau nilai komitmen investasi dari para investor yang telah mendaftarkan diri sudah mencapai Rp40 juta (5 x Rp8 juta).
Calon investor yang telah mendaftarkan diri nanti akan diumumkan dengan identitas tersamar pada tulisan terpisah pada blog ini.
Untuk mendaftar sebagai calon investor, silakan hubungi alamat email saya hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au.
Sapi Bali ini nanti akan dipelihara dengan sistem peternakan semi-intensif, yaitu selain dikandangkan sapi juga dilepas di padang rumput agar mendapat kesempatan untuk bergerak bebas sambil mencari makan sendiri.
Pakan yang diberikan berupa rumput liar yang tersedia di padang rumput, rumput gajah, dedak padi halus, ampas tahu segar, mineral, dan probiotik.
Untuk pemeliharaan kesehatan, petugas dinas peternakan setempat akan didatangkan secara berkala setiap tiga bulan atau kapan saja bila diperlukan kalau ada gangguan kesehatan sapi.
Jadi, dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini, investor bertanggung jawab menyediakan dana untuk pembelian sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting; saya berkewajiban menanggung biaya pembuatan kandang beserta perlengkapannya, penyediaan dan penanaman bibit rumput gajah, pembelian dedak padi halus, sagu batangan segar, ampas tahu segar, mineral, dan probiotik, serta pemeliharaan kesehatan sapi.
Setelah peternakan sapi Bali ini berjalan dan menghasilkan, sebagian jatah bagi hasil untuk peternak akan digunakan untuk membeli sepasang kambing Kacang yang akan diserahkan kepada keluarga miskin di sekitar peternakan.
Dengan kata lain, dana yang akan digunakan untuk program pemberian bantuan produktif kepada keluarga miskin tidak diambil dari jatah bagi hasil untuk investor. Jadi, jatah bagi hasil untuk investor tetap utuh 50% dari hasil penjualan sapi Bali (bukan 50% dari keuntungan penjualan sapi Bali) tanpa potongan apa pun. Seluruh biaya produksi dan dana program bantuan produktif bagi keluarga miskin ditanggung peternak.
Namun demikian, dalam hal ini investor jelas memainkan peran dan memberikan andil besar berupa dukungan dan bantuan tak langsung bagi terlaksananya program bantuan produktif bagi keluarga miskin ini.
Agar keluarga miskin yang diberi bantuan benar-benar memelihara kambing yang diserahkan dan tidak segera menjualnya, bantuan ini dikemas dalam bentuk usaha bagi hasil peternakan kambing antara peternak dan keluarga miskin.
Dengan demikian, usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini dirancang untuk memberikan manfaat dan keuntungan finansial bagi investor, peternak, dan masyarakat miskin.
Demikianlah uraian konsep usaha bagi hasil peternakan sapi Bali yang saya tawarkan. Kalau dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari bunga deposito bank (maksimum 7% per tahun, belum dikurangi potongan biaya administrasi bulanan dan inflasi), persentase bagi hasil dalam usaha peternakan sapi Bali ini sangat jauh lebih besar (50% bersih).
Memang, sebagai salah satu usaha sektor ril, usaha agrobisnis peternakan melibatkan risiko tertentu. Namun demikian, perlu diingat bahwa semakin besar potensi keuntungan yang akan diperoleh dalam suatu usaha ekonomi, semakin besar risiko yang dihadapi.
Jadi, mereka yang ingin memperoleh keuntungan lebih besar harus siap menghadapi kerugian yang lebih besar pula.
Karena itu, dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini, keuntungan dinikmati bersama, dan kerugian ditanggung bersama.
Walaupun begitu, dengan kandang yang memenuhi syarat peternakan yang baik serta pemeliharaan kebersihan kandang harian, pemilihan sapi Bali betina dengan kualitas terbaik, penyediaan pakan bergizi tinggi (rumput gajah dan konsentrat - dedak padi halus, ampas tahu segar, mineral, dan probiotik), dan pemeliharaan serta pemeriksaan kesehatan berkala oleh petugas dari dinas peternakan, insyaallah risiko gangguan kesehatan atau kematian sapi tertekan sampai tingkat minimum.
Berdasarkan uraian di atas, konsep usaha bagi hasil peternakan sapi Bali yang saya tawarkan ini merupakan suatu terobosan dalam metode peternakan. Dalam konsep peternakan tradisional, yang bisa beternak hanya petani dan orang desa yang memiliki lahan dekat tempat tinggalnya.
Sebaliknya, dengan konsep usaha bagi hasil peternakan sapi online ini, ketiadaan lahan maupun ilmu, keterampilan, serta pengalaman beternak, tempat tinggal yang jauh dari lokasi peternakan skala rumah tangga kami, dan kekurangan modal untuk membeli seekor sapi Bali, tidak menghalangi niat Anda untuk menjadi peternak sapi Bali online.
Di mana pun Anda berada dan dengan modal yang relatif kecil (Rp2.000.000), Anda bisa ikut serta dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Bali online ini.
Nah, bagi Anda yang sudah membaca dan memahami konsep usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini dan memiliki dana minimum yang diperlukan, silakan hubungi saya untuk menjadi investor.
Segera daftarkan diri Anda sebagai calon investor dengan mengirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au.
Prosedur Pendaftaran Investor:
1. Kirim email yang menyatakan minat Anda untuk menjadi investor ke alamat email saya, hipyannopri [@] yahoo [titik] com [titik] au. Ingat, 'yahoo.com.au'. Jangan sampai ketinggalan akhiran 'au'-nya.:)
2. Sebutkan pola investasi yang diinginkan - gotong royong atau perorangan.
3. Kalau memilih pola investasi perorangan, dana yang harus diserahkan nanti sebesar Rp8.000.000 untuk pembelian seekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting.
4. Kalau memilih pola gotong royong, sebutkan berapa nilai investasi yang diinginkan (minimum Rp2.000.000).
5. Investor yang telah menyatakan komitmennya saya catat.
6. Untuk investor perorangan, saya akan segera mengirimkan surat perjanjian melalui email untuk ditandatangani investor.
7. Investor mengirimkan kembali surat perjanjian yang telah ditandatanganinya melalui jasa pos ke alamat saya.
8. Investor mengirimkan dana investasinya ke rekening bank saya.
9. Saya menandatangani surat perjanjian tsb setelah dana yang wajib diserahkan investor masuk rekening bank saya.
10. Saya mengirimkan salinan surat perjanjian yang telah saya tandatangani dan diberi meterai ke alamat investor.
11. Proses pengadaan sapi Bali dimulai.
12. Setelah sapinya diperoleh, investor saya beri tahu lewat email.
13. Informasi selanjutnya mengenai perkembangan ternak sapi Bali, foto sapi Bali, dan data investornya akan dipajang di blog peternakan saya.
Catatan:
Untuk investor gotong royong, langkah 6 sampai selesai baru akan dimulai setelah nilai komitmen investasi para investor mencapai nilai yang diperlukan untuk pengadaan sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting. Calon investor yang sudah ada akan diberi tahu perkembangan nilai komitmen investasi ini.
Ilustrasi Bagi Hasil
Pola Investasi Perorangan
Dengan pola investasi perorangan, A menyerahkan dana investasi sebesar Rp8.000.000 untuk pengadaan seekor sapi Bali betina siap kawin atau bunting.
Pemeliharaan sapi Bali betina dilakukan selama jangka waktu investasi, yaitu 3 (tiga) tahun.
Misalkan, sapi Bali betina yang dipelihara sudah melahirkan anak sapi Bali jantan pada tahun pertama, maka pada akhir jangka waktu investasi, anak sapi jantan tersebut sudah berumur sekitar 2 tahun. Anggap saja sapi Bali jantan ini kemudian dijual dengan harga Rp8.000.000.
Investor akan memperoleh bagian hasil Rp8.000.000 (modal disetor)/Rp8.000.000 (patokan nilai investasi untuk satu ekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting) x (50% x Rp8.000.000) = Rp4.000.000.
Pola Investasi Gotong Royong
Dalam pola investasi gotong royong, beberapa investor menggabungkan uangnya untuk pembelian satu ekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting seharga Rp8.000.000.
Anggap saja ada empat investor, yang masing-masing menyerahkan dana investasi Rp2 juta, untuk pembelian seekor sapi Bali betina siap kawin atau bunting.
Misalkan, sapi Bali betina yang dipelihara sudah melahirkan anak sapi Bali jantan pada tahun pertama, maka pada akhir jangka waktu investasi, anak sapi jantan tersebut sudah berumur sekitar 2 tahun. Anggap saja sapi Bali jantan ini kemudian dijual dengan harga Rp8.000.000.
Masng-masing investor akan memperoleh bagian hasil Rp2.000.000 (modal disetor)/Rp8.000.000 (patokan nilai investasi untuk satu ekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting) x (50% x Rp8.000.000) = Rp1.000.000.
Ini baru hasil penjualan dari seekor anak yang dilahirkan sapi Bali betina yang dibeli investor. Perlu diingat bahwa sekitar 5 bulan setelah melahirkan, sapi Bali betina ini akan birahi lagi, dan dengan demikian akan kawin lagi dengan sapi Bali jantan. Karena itu, sapi Bali betina ini akan kembali melahirkan pada tahun berikutnya.
Kalau kelahiran pertama menghasilkan anak sapi Bali betina, sapi Bali betina tersebut juga akan menghasilkan anak berikutnya.
Begitulah seterusnya, proses melahirkan anak ini akan terus berlanjut. Dengan demikian, keuntungan yang akan diperoleh investor juga akan terus bertambah seiring pertambahan jumlah anak sapi Bali yang dilahirkan induk sapi Bali betina dan anak sapi Bali betina yang dilahirkannya.
Pertambahan keuntungan ini akan terus berlanjut hanya dengan sekali menyerahkan dana investasi pada awal pendaftaran sebagai investor. Dengan kata lain, investor tidak diminta kembali menyerahkan dana investasi setelah berakhirnya jangka waktu investasi 3 tahun kalau investor memutuskan untuk memperpanjang keikutsertaannya dalam investasi usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini.
Jadi, jangan sia-siakan dana Anda. Kembangkan dana ini melalui kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Bali.
Daftarkan diri Anda segera ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au.
0 komentar:
Posting Komentar