Pada tahap awal ini direncanakan peternakan lima ekor sapi Bali betina. Jumlah ini nanti akan terus ditingkatkan sampai tercapai skala ekonomis minimal dua puluh ekor sapi Bali betina.
Sapi Bali betina ini akan dikembang-biakkan melalui kawin alami dengan sapi Bali jantan yang disediakan peternak. Dengan cara kawin alami ini, tingkat keberhasilan perkawinan sapi Bali sangat tinggi karena sapi Bali jantan secara alami mampu mendeteksi sapi Bali betina yang sedang birahi dan segera mengawininya berulang kali.
Nilai investasi per ekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting Rp8 juta
Pola investasi: perorangan dan gotong royong
Investasi perorangan: satu orang investor secara sendiri menyediakan dana Rp8 juta untuk pembelian satu ekor sapi Bali betina siap kawin atau sudah bunting.
Investasi gotong royong: beberapa orang investor secara bersama-sama menyediakan dana sesuai kemampuannya sehingga tercapai jumlah Rp8 juta untuk pembelian seekor sapi Bali betina siap kawin atau yang sudah bunting.
Namun demikian, dalam pola investasi gotong royong ini calon investor harus mencari sendiri rekan investornya untuk diajak bergotong royong.
Setelah dana Rp8 juta yang diperlukan sudah cukup, salah satu dari gabungan beberapa calon investor ini mendaftarkan diri kepada saya dan memberikan data dirinya beserta rekan calon investor lainnya.
Jangka waktu investasi 5 tahun dan dapat terus diperpanjang.
Dana investasi Rp8 juta sepenuhnya milik Investor dan akan dikembalikan utuh tanpa potongan apa pun kepada Investor setelah berakhirnya jangka waktu investasi (5 tahun) kalau Investor tidak ingin memperpanjang kerja sama investasinya.
Jatah bagi hasil: 50% untuk investor, 50% untuk peternak.
Jatah bagi hasil 50% untuk investor ini adalah 50% dari hasil penjualan, bukan 50% dari keuntungan. Ingat, 50% dari penjualan lebih besar daripada 50% dari keuntungan karena keuntungan = nilai penjualan dikurangi biaya produksi.
Dana investasi yang disetorkan para investor dijamin dan dilindungi oleh surat perjanjian tertulis rangkap dua yang ditanda tangani Investor dan Peternak, diberi meterai, dan dipegang oleh Investor dan Peternak.
Dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini biaya produksi sepenuhnya ditanggung peternak. Biaya produksi ini mencakup penyediaan lahan tempat usaha peternakan, biaya pembangunan kandang yang memenuhi syarat peternakan yang baik, penyediaan peralatan kandang, penyediaan pakan harian berupa rerumputan, dedaunan, dedak padi halus, mineral dan probiotik, pemeliharaan kesehatan berupa pemberian obat cacing dan vitamin secara berkala & pemeliharaan kebersihan sapi dan kandang, dan pengobatan kalau ada sapi yang sakit.
Untuk menjamin kesehatan dan kesuburan sapi, peternak bekerja sama dengan mantri hewan dari Dinas Peternakan setempat untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan sapi secara berkala.
Dengan cara pemeliharaan seperti ini insyaallah risiko kesakitan atau kematian sapi Bali dapat ditekan sampai tingkat sangat minimal. Selain itu, kenyataan bahwa sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia hasil domestikasi banteng liar yang sudah sangat terbiasa hidup dalam iklim tropis Indonesia, sapi Bali merupakan trah sapi yang tingkat kesuburannya tinggi dan terkenal tangguh serta tahan penyakit.
Satu tahap penawaran investasi terdiri dari lima ekor sapi Bali betina siap kawin atau bunting.
Jadi, penawaran kerja sama untuk setiap tahap penawaran investasi akan ditutup kalau nilai investasi yang diperlukan sudah mencapai Rp40 juta (5 x Rp8 juta).
Setelah peternakan sapi Bali ini berjalan dan menghasilkan, sebagian jatah bagi hasil untuk peternak akan digunakan untuk membeli sepasang kambing Kacang yang akan diserahkan kepada keluarga miskin di sekitar peternakan dengan sistem bagi hasil peternakan kambing.
Dengan kata lain, dana yang akan digunakan untuk program pemberian bantuan produktif kepada keluarga miskin tidak diambil dari jatah bagi hasil untuk investor.
Jadi, jatah bagi hasil untuk investor tetap utuh 50% dari hasil penjualan sapi Bali (bukan 50% dari keuntungan penjualan sapi Bali) tanpa potongan apa pun.
Namun demikian, dalam hal ini investor jelas memainkan peran dan memberikan andil besar berupa dukungan dan bantuan tak langsung bagi terlaksananya program bantuan produktif bagi keluarga miskin ini.
Peternakan direncanakan mulai berjalan bulan Juli 2011 yang akan datang dan berlokasi di lahan milik sendiri di desa Batu Ampar, Kedurang, Bengkulu Selatan. Di daerah ini hijauan makanan ternak berupa rerumputan, dedaunan, dan jerami padi tersedia dalam jumlah besar dan gratis, dan pakan konsentrat berupa dedak padi halus juga melimpah dengan harga yang masih sangat murah.
Info Lebih Lanjut:
Kalau masih ada yang kurang jelas dan ada yang ingin ditanyakan sehubungan dengan penawaran ini, jangan sungkan menghubungi hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au untuk info lebih lanjut.
Cara Pendaftaran:
Kirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au dan sampaikan keinginan Anda untuk mendaftar sebagai investor dengan memberikan data diri (nama lengkap, alamat domisili lengkap, dan nomor KTP).
Setelah itu saya akan meminta transfer dana investasinya ke:
Hipyan Nopri
Bank Mandiri KCP Padang Sudirman
Nomor rekening: 111-00-0435-1629
atau
Hipyan Nopri
Bank BCA KCU Padang
Nomor Rekening: 0321-672-859
Setelah transfer diterima, dua eksemplar surat perjanjian yang keduanya telah saya beri meterai dan tanda tangani dikirim lewat pos ke alamat investor.
Selanjutnya, investor mengirim kembali satu eksemplar surat perjanjian tsb lewat pos ke alamat saya.
Dengan demikian, Peternak dan Investor sudah terikat perjanjian kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Bali, dan Peternak akan memberikan informasi berkala kepada Investor mengenai perkembangan ternaknya.
0 komentar:
Posting Komentar