Pada mulanya, semua domba merupakan domba liar. Sekitar tahun 10.000 SM domba mulai diternakkan oleh manusia. Sebagian besar galur domba wol (wool sheep) berasal dari domba Mouflon. Sebagian besar trah domba bulu (hair sheep) berasal dari domba Urial. Sebelum domestikasi domba, anjing dan rusa sudah dijinakkan manusia.
Setelah domba dipelihara dalam kondisi diternakkan, domba mulai mengalami beberapa perubahan. Pada bagian luar, domba mulai mengalami pertumbuhan lebih banyak rambut wol daripada rambut bulu. Warna wol dan bulu berubah dari coklat dan coklat muda menjadi putih dan hitam. Telinga domba juga menjadi lebih terkulai dan kurang tegak. Tanduk domba yang terdapat pada domba liar semakin menyusut dan hilang pada kebanyakan trah domba ternak. Pada bagian dalam juga terjadi perubahan pada domba. Perubahan internal ini terjadi pada bagian muka maupun belakang badan domba. Ekor domba jadi lebih sedikit tulangnya daripada domba di zaman kuno. Domba sekarang juga lebih kecil otaknya dibandingkan dengan domba 12.000 tahun yang lalu.
Domba diternakkan untuk mendapatkan beberapa manfaat yang masih berlaku sampai sekarang. Pada mulanya domba diternakkan untuk mendapatkan daging, kulit, susu dan wol. Sekarang domba masih digunakan dengan tujuan pokok yang sama ditambah lagi dengan berbagai tujuan lainnya. Produk sampingan domba banyak digunakan pada berbagai macam produk yang kita gunakan sehari-hari.
Berat lahir domba berkisar 2,5 sampai 4 kg per ekor. Jumlah rata-rata anak domba yang dilahirkan seekor domba betina 1,1 sampai 1,4 ekor domba per tahun. Anak domba yang baru lahir akan menyusu pada induknya selama 2 sampai 3 bulan. Sekitar 15 ekor domba memerlukan padang rumput seluas 1 hektar.
Dilihat dari penutup badannya, domba terbagi menjadi beberapa kategori: domba wol halus, domba wol sedang, domba wol panjang, domba wol karpet, dan domba bulu. Domba wol halus adalah domba yang menghasilkan wol bermutu paling tinggi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah domba Merino galur murni seperti domba Merino Spanyol, domba Cormo Amerika, domba Merino Booroola, domba Debouillet, domba Merino Delaine, dan domba Rambouillet. Domba Merino mampu beradaptasi dengan lingkungan gersang dan semi-gersang. Domba Merino memiliki naluri berkelompok yang sangat kuat. Domba penghasil wol halus ini merupakan lebih dari 50 persen dari populasi domba di seluruh dunia. Domba wol halus banyak terdapat di Australia, Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat Bagian Barat.
Domba wol sedang adalah domba yang menghasilkan wol berkualitas sedang. Domba yang masuk dalam klasifikasi domba wol sedang adalah segala jenis domba peranakan domba Merino. Domba wol sedang biasanya dijadikan sebagai domba ternak untuk tujuan ganda, yaitu penghasil wol kualitas sedang dan penghasil daging. Domba wol sedang yang paling terkenal di Amerika Serikat adalah domba Suffolk, domba Dorset, dan domba Hampshire. Domba wol sedang merupakan 15 persen dari seluruh populasi domba di dunia.
Domba wol panjang adalah domba yang menghasilkan wol yang kasar dan kuat dengan panjang 12 inci per tahun. Domba wol panjang paling cocok hidup di daerah beriklim sejuk, bercurah hujan tinggi, dan terdapat pakan hijauan yang melimpah. Domba yang diklasifikasikan domba wol panjang adalah berbagai jenis domba Inggris. Domba Border Leicester, domba Coopworth, domba Costwold, domba Lincoln, domba Perendale, dan domba Romney termasuk dalam golongan domba wol panjang. Domba wol panjang banyak diternakkan di Inggris, Skotlandia, Selandia Baru, dan Kepulauan Falkland.
Domba wol karpet adalah domba yang menghasilkan wol yang paling kasar dan paling rendah kualitasnya. Wol jenis ini biasa digunakan untuk pembuatan karpet. Rambut domba wol karpet terdiri dari rambut dalam dan rambut luar. Rambut luar domba wol karpet berupa wol yang panjang dan kasar sebagi pelindung terhadap cuaca lingkungan yang ekstrem. Contoh domba yang dikategorikan sebagai domba wol karpet adalah domba Islandia, domba Karakul, domba Navajo Churro, dan domba Skotlandia Muka Hitam.
Berdasarkan klasifikasi domba wol di atas, domba asli Indonesia, yaitu domba kampung atau domba ekor tipis nampaknya termasuk dalam kategori domba wol karpet. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa rambut domba ekor tipis berupa wol kasar dan tidak mengalami peluruhan alami. Karena peternak tradisional biasanya tidak pernah mencukur rambut wolnya, rambut domba ekor tipis umumnya terlihat kusut dan bergumpal-gumpal.
Domba bulu (hair sheep) adalah domba yang rambutnya bukan berupa wol tapi seluruhnya berupa bulu. Dari pengamatan visual, rambut bulu pada domba bulu ini terlihat seperti rambut bulu pada kambing. Namun demikian, domba yang sebagian rambutnya berupa wol tapi sebagian besar rambutnya berupa bulu juga dimasukkan dalam kategori ini. Domba yang rambutnya merupakan perpaduan rambut bulu dan rambut wol ini akan mengalami peluruhan alami rambut wolnya secara berkala sehingga tidak perlu dicukur.
Ketiga jenis domba liar yang menjadi nenek moyang domba ternak, yaitu domba Argali, domba Urial, dan domba Mouflon, termasuk kelompok domba bulu. Sebagian besar domba bulu ternak terdapat di Afrika dan kawasan Karibia. Meskipun demikian, domba bulu juga ditemukan di daerah beriklim sedang di Amerika Serikat dan Kanada. Beberapa contoh domba bulu ternak yang terkenal adalah domba Dorper, domba Katahdin, domba Barbados Perut Hitam, domba Barbado atau disebut juga domba Amerika Perut Hitam (American Blackbelly), domba Pelibuey, dan domba Damara.
Domba bulu merupakan 10 persen dari populasi domba di seluruh dunia. Namun demikian, populasi domba bulu terus berkembang dengan sangat pesat karena peternak di Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya semakin banyak yang lebih suka memelihara domba bulu daripada domba wol karena dua pertimbangan utama: pertama, biaya pencukuran wol semakin mahal tapi harga jual wol semakin menurun, dan kedua, domba bulu tidak memerlukan pencukuran sama sekali sehingga lebih efisien.
Tunggu kelanjutannya.
Rujukan:
http://www.cals.ncsu.edu/an_sci/extension/animal/4hyouth/sheep/sheepfacts.htm
http://www.sheep101.info/sheeptypes.html
http://www.apparelsearch.com/education_research_wool_sheep_long_wool_breeds.htm
0 komentar:
Posting Komentar