Popular News [ View all Popular News ]

Latest Updates

FERMENTASI Solusi Mudah Pakan Ternak

0 komentar
Ternak lokal atau asli Indonesia merupakan salah satu kekayaan nasional yang tidak kecil artinya, baik dilihat dari segi sumber pendapatan, sumber protein hewani yang murah dan mudah, maupun sebagai sumber tenaga kerja. Banyak diantara ternak lokal atau asli Indonesia yang perkembangannya tidak terlalu menggembirakan, bahkan bila tidak segera ditangani dikhawatirkan mengalami kepunahan. Upaya untuk mempertahankan kelestarian dan kemurnian ternak asli perlu ditangani, karena dalam jenis ternak asli mungkin terkandung gen-gen yang belum tentu dimiliki oleh jenis-jenis ternak impor.

Salah satu di antara plasma nutfah hewani yang perlu dipertahankan eksistensinya adalah ternak domba. Disamping sebagai penghasil daging, kulit, susu, wol, dapat juga dipakai sebagai bahan penelitian atau sebagai bahan rakitan untuk menciptakan kultivar-kultivar (bangsa-bangsa) unggul baru.
Pada awal sebelum terjadinya proses domestikasi, domba masih hidup liar di pegunungan. Perburuan hanya dilakukan untuk mendapatkan daging guna pemenuhan hidup sesaat. Pemeliharaan ternak dimulai ketika manusia merasa perlu mempunyai cadangan daging setiap saat diperlukan, sehingga dimulailah pemeliharaan ternak domba yang merupakan awal dari proses domestikasi. Bangsa domba yang dipelihara sekarang ini adalah domba tipe perah, pedaging, dan penghasil wol.

Tidak diketahui secara pasti, kapan domba mulai dipelihara di Indonesia, akan tetapi dengan adanya relief domba di Candi Borobudur (circa 800 SM), menandakan bahwa domba sudah dikenal masyarakat sekitarnya pada saat itu (Ryder, 1983). Domba yang sekarang menyebar di seluruh dunia ini sesungguhnya berasal dari daerah pegunungan Asia Tengah, dimana sebagian menyebar ke arah Barat dan Selatan sehingga dikenal sebagai kelompok urial dan yang lainnya menyebar ke Timur dan Utara yang dikenal sebagai kelompok argali. Terdapat tiga macam domba berdasarkan asalnya (bagian Barat dan Selatan Asia), yaitu Ovis musimon, Ovis ammon, dan Ovis orientalis. Sebelum terjadinya pemisahan daratan antara kepulauan Indonesia dan jazirah Melayu, maka domba yang ada di kawasan tersebut boleh jadi menyebar dari kawasan Asia Tengah (sekarang daerah Tibet, Mongolia), kemudian ke daerah Kamboja, Thailand, Malaysia dan kawasan Barat Indonesia seperti Sumatera yang pada saat itu masih bersatu dengan Malaysia. Hal tersebut terbukti dari jenis domba yang dijumpai di kawasan tersebut adalah dari jenis ekor tipis dengan penutup tubuh berupa rambut.

Pada masa kolonial Belanda, berbagai importasi ternak dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, diantaranya adalah kambing dan domba, terutama ke pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan pada saat itu dan Sumatera Barat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas domba lokal yang ada (Merkens dan Soemirat, 1926). Selain itu, kedatangan pedagang Arab ke Wilayah Nusantara memberikan kontribusi pada keragaman jenis ternak domba yang ada, yaitu dengan membawa domba ekor gemuk ke propinsi Sulawesi Selatan dan Pulau Madura. Demikian pula setelah masa kemerdekaan, dapat dilihat dari banyaknya importasi jenis domba pada masa Orde Baru dengan tujuan utama meningkatkan produktivitas ternak domba lokal. Bisa disebut antara lain domba yang berasal dari daerah bermusim empat seperti Merino, Suffolk, Dorset, Texel (Natasasmita dkk., 1979), maupun domba dari daerah tropis dengan penutup tubuh berupa rambut, seperti domba St. Croix dan Barbados Blackbelly (Subandryo dkk., 1998).
Dengan perkembangan Iptek pada masa sekarang ini perkembangan serta peningkatan kualitas hewan ternak sudah sering dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.

Penggemukan dan Pembibitan Domba di Desa Purwodadi

0 komentar
Beternak Domba, merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Pertama, karena beternak Domba tidak memerlukan lahan yang luas. Kedua, Domba memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian. Dapat dicatat bahwa kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi.

Beternak Domba, merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Pertama, karena beternak Domba tidak memerlukan lahan yang luas. Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan Domba tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian. Dapat dicatat bahwa kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi.

Pangsa pasar Domba tergolong baik, karena kambing disamping sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sumber pangan dan gizi juga peluang ekspornya masih terbuka. Menurut Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Indonesia mempunyai peluang untuk mengekspor Domba 3 juta ekor setiap tahunnya ke Malaysia dan Timur Tengah. Peluang pasar untuk ternak kambing yang begitu besar telah mendorong masyarakat di desa Purwodadi Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung Jawa Tengah untuk beternak kambing. Melalui usaha ini diharapkan dapat ditingkatkan pendapatan masyarakat dan perbaikan ekonomi masyarakat.

Kegiatan IB

0 komentar







Investor Pembiakan Kambing Kacang

4 komentar
Berikut ini para investor yang telah berpartisipasi dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang yang saya kelola:

Tri Satyatama
Mas Tri Satyatama tinggal di Semarang, Jawa Tengah, dan menanamkan modal Rp1,5 juta dalam usaha bagi hasil pembiakan kambing Kacang betina.

Ahnan Alex
Mas Ahnan Alex tinggal di Pasuruan, Jawa Timur, dan ikut berinvestasi senilai Rp1,5 juta dalam pengembang-biakan dua ekor kambing Kacang betina.

Meutia Miranti
Mbak Meutia Miranti tinggal di Jakarta dan menyertakan modal Rp1,5 juta untuk peternakan kambing Kacang ini.

Suherman
Mas Suherman tinggal di Bandung, Jawa Barat, dan menyerahkan modal investasi sebesar Rp1,5 juta untuk pembiakan dua ekor kambing Kacang betina.

Justinus Bong Kim Joeng
Mas Justinus Bong tinggal di Jakarta dan menanamkan modal Rp1,5 juta dalam pembiakan kambing Kacang ini.

Aloisius Dedy Cahyanto
Mas Aloisius Dedy Cahyanto berasal dari Kebumen, Yogyakarta, dan ikut berinvestasi Rp1,5 juta dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang ini.

Danang Fatkhuroji
Mas Danang Fatkhuroji tinggal di Surabaya, Jawa Timur, dan berinvestasi senilai Rp1,5 juta dalam usaha bagi hasil ini.

Suparman
Mas Suparman tinggal di Bone, Sulawesi Selatan, dan menginvestasikan dana Rp1,5 juta dalam kerja sama ini.

Hendra Yulianto
Mas Hendra Yulianto tinggal di Serang, Banten, dan berpartisipasi dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang dengan menyetorkan modal Rp1,5 juta.

Kartono
Mas Kartono tinggal di Jakarta dan ikut menginvestasikan dana Rp3 juta untuk pengadaan empat ekor kambing Kacang betina.

Nugroho Sujatmiko
Mas Nugroho tinggal di Jakarta dan ikut serta dalam usaha bagi hasil pembiakan dua ekor kambing Kacang betina dengan penyertaan modal Rp1,5 juta.

Eni Rusmini
Mbak Eni tinggal di Yogyakarta dan menyerahkan dana investasi Rp1,5 juta untuk pembiakan dua ekor kambing Kacang betina.

D. Sumantry
Mas Sumantry tinggal di Tangerang dan menyertakan dana Rp1,5 juta dalam usaha bagi hasil peternakan kambing ini.

Usaha Bagi Hasil Peternakan Kerbau

0 komentar
Penawaran ini sudah ditutup

Pada tahap awal ini direncanakan peternakan lima ekor kerbau betina. Jumlah ini nanti akan terus ditingkatkan sampai tercapai skala ekonomis minimal dua puluh ekor kerbau betina.

Kerbau betina ini akan dikembang-biakkan melalui kawin alami dengan kerbau jantan yang disediakan peternak. Dengan cara kawin alami ini, tingkat keberhasilan perkawinan kerbau sangat tinggi karena kerbau jantan secara alami mampu mendeteksi kerbau betina yang sedang birahi dan segera mengawininya berulang kali.

Nilai investasi per ekor kerbau betina dewasa siap kawin atau bunting Rp9 juta

Pola investasi: perorangan dan gotong royong

Investasi perorangan: satu orang investor secara sendiri menyediakan dana Rp9 juta untuk pembelian satu ekor kerbau betina siap kawin atau sudah bunting.

Investasi gotong royong: beberapa orang investor secara bersama-sama menyediakan dana sesuai kemampuannya sehingga tercapai jumlah Rp9 juta untuk pembelian seekor kerbau betina siap kawin atau yang sudah bunting.

Namun demikian, dalam pola investasi gotong royong ini calon investor harus mencari sendiri rekan investornya untuk diajak bergotong royong.

Setelah dana Rp9 juta yang diperlukan sudah cukup, salah satu dari gabungan beberapa calon investor ini mendaftarkan diri kepada saya dan memberikan data dirinya beserta rekan calon investor lainnya.

Jangka waktu investasi 5 tahun dan dapat terus diperpanjang.

Dana investasi Rp9 juta sepenuhnya milik Investor dan akan dikembalikan utuh tanpa potongan apa pun kepada Investor setelah berakhirnya jangka waktu investasi (5 tahun) kalau Investor tidak ingin memperpanjang kerja sama investasinya.

Jatah bagi hasil: 50% untuk investor, 50% untuk peternak.

Jatah bagi hasil 50% untuk investor ini adalah 50% dari hasil penjualan, bukan 50% dari keuntungan. Ingat, 50% dari penjualan lebih besar daripada 50% dari keuntungan karena keuntungan = nilai penjualan dikurangi biaya produksi.

Dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan kerbau ini biaya produksi sepenuhnya ditanggung peternak. Biaya produksi ini mencakup penyediaan lahan tempat usaha peternakan, biaya pembangunan kandang yang memenuhi syarat peternakan yang baik, penyediaan peralatan kandang, penyediaan pakan harian berupa rerumputan, dedaunan, dedak padi halus, mineral dan probiotik, pemeliharaan kesehatan berupa pemberian obat cacing dan vitamin secara berkala & pemeliharaan kebersihan kerbau dan kandang, dan pengobatan kalau ada kerbau yang sakit.

Untuk menjamin kesehatan dan kesuburan kerbau, peternak bekerja sama dengan mantri hewan dari Dinas Peternakan setempat untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan kerbau secara berkala.

Dengan cara pemeliharaan seperti ini insyaallah risiko kesakitan atau kematian kerbau dapat ditekan sampai tingkat sangat minimal. Selain itu, kerbau merupakan jenis ternak ruminansia besar yang terkenal tangguh dan tahan penyakit.

Satu tahap penawaran investasi terdiri dari lima ekor kerbau betina siap kawin atau bunting.

Jadi, penawaran kerja sama untuk setiap tahap penawaran investasi akan ditutup kalau nilai investasi yang diperlukan sudah mencapai Rp45 juta (5 x Rp9 juta).

Dana investasi yang disetorkan para investor dijamin dan dilindungi oleh surat perjanjian tertulis yang ditanda tangani Investor dan Peternak, diberi meterai, dan dipegang oleh Investor dan Peternak.

Setelah peternakan kerbau ini berjalan dan menghasilkan, sebagian jatah bagi hasil untuk peternak akan digunakan untuk membeli sepasang kambing Kacang yang akan diserahkan kepada keluarga miskin di sekitar peternakan dengan sistem bagi hasil peternakan kambing.

Dengan kata lain, dana yang akan digunakan untuk program pemberian bantuan produktif kepada keluarga miskin tidak diambil dari jatah bagi hasil untuk investor.

Jadi, jatah bagi hasil untuk investor tetap utuh 50% dari hasil penjualan kerbau (bukan 50% dari keuntungan penjualan kerbau) tanpa potongan apa pun.

Namun demikian, dalam hal ini investor jelas memainkan peran dan memberikan andil besar berupa dukungan dan bantuan tak langsung bagi terlaksananya program bantuan produktif bagi keluarga miskin ini.

Peternakan direncanakan mulai berjalan bulan Juli 2011 yang akan datang dan berlokasi di lahan milik sendiri di desa Batu Ampar, Kedurang, Bengkulu Selatan. Di daerah ini hijauan makanan ternak berupa rerumputan, dedaunan, dan jerami padi tersedia dalam jumlah besar dan gratis, dan pakan konsentrat berupa dedak padi halus juga melimpah dengan harga yang masih sangat murah.

Info Lebih Lanjut:
Kalau masih ada yang kurang jelas dan ada yang ingin ditanyakan sehubungan dengan penawaran ini, jangan sungkan menghubungi hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au untuk info lebih lanjut.

Cara Pendaftaran:
Kirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au dan sampaikan keinginan Anda untuk mendaftar sebagai investor dengan memberikan data diri (nama lengkap, alamat domisili lengkap, dan nomor KTP).

Setelah itu saya akan meminta transfer dana investasinya ke:
Hipyan Nopri
Bank Mandiri KCP Padang Sudirman
Nomor rekening: 111-00-0435-1629

atau

Hipyan Nopri
Bank BCA KCU Padang
Nomor Rekening: 0321-672-859

Setelah transfer diterima, dua eksemplar surat perjanjian yang keduanya telah saya beri meterai dan tanda tangani dikirim lewat pos ke alamat investor.

Selanjutnya, investor mengirim kembali satu eksemplar surat perjanjian tsb lewat pos ke alamat saya.

Dengan demikian, Peternak dan Investor sudah terikat perjanjian kerja sama usaha bagi hasil peternakan kerbau, dan Peternak akan memberikan informasi berkala kepada Investor mengenai perkembangan ternaknya.

Usaha Bagi Hasil Peternakan Kambing

16 komentar
Saat ini dibuka pendaftaran untuk kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang. Sekarang dibuka peluang kepada para investor untuk target pengadaan 40 ekor kambing Kacang betina. 40 ekor kambing merupakan jumlah populasi minimal skala ekonomis dalam agrobisnis peternakan kambing.

Meskipun demikian, target pada tahap permulaan ini 20 ekor kambing Kacang betina atau setara dengan nilai investasi Rp15 juta (10 investor x Rp1,5 juta; Rp1,5 juta untuk 2 ekor kambing Kacang betina).

Sebagai langkah awal, usaha bagi hasil peternakan kambing ini difokuskan pada peternakan kambing Kacang atau kambing Kampung.

Meskipun badannya relatif kecil dibandingkan dengan kambing pedaging unggul seperti kambing Boer, kambing Boerka, atau kambing Boerawa, namun kambing Kampung sangat subur dan nafsu kawin pejantannya sangat luar biasa sehingga perkembang-biakannya sangat cepat.

Karena itu, berbeda dengan peternakan sapi dan kerbau, peternakan kambing memberikan hasil dalam waktu yang jauh lebih cepat.

Masa kebuntingan kambing Kacang hanya sekitar 5 bulan dan setelah sekitar 3 bulan menyusui anaknya, kambing Kacang sudah bisa kawin lagi.

Dengan demikian, dalam waktu sekitar 12 hingga 14 bulan, kambing Kacang mampu beranak dua kali.

Peluang pemasaran kambing Kacang di Bengkulu dan provinsi sekitarnya masih sangat besar.

Karena penggemar masakan daging kambing semakin banyak, rumah makan yang menyediakan berbagai menu masakan daging kambing semakin bertambah, dan permintaan daging kambing juga terus meningkat.

Kambing juga selalu dibutuhkan untuk aqiqah sebagai wujud syukur orang tua atas kelahiran anaknya dan untuk hewan qurban setiap tahun saat Lebaran Haji.

Tingkat kelahiran yang relatif tinggi juga membuat permintaan kambing untuk keperluan aqiqah tidak pernah berkurang.

Dengan sifatnya yang cepat berkembang biak, harga yang terjangkau (Rp750.000 di hari biasa dan Rp1 juta atau lebih saat Lebaran Haji dan untuk aqiqah), dan permintaan yang tinggi, bisnis peternakan kambing Kacang jelas sangat menguntungkan.

Selain itu, bisnis peternakan kambing Kacang yang sangat menguntungkan ini hanya memerlukan modal yang relatif kecil, hanya Rp1,5 juta untuk pengadaan dua ekor kambing Kacang betina.

Karena itu, Anda yang memiliki dana minimal Rp1,5 juta silakan mendaftar sebagai investor dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang yang saya kelola ini.

Kirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au untuk mendaftar sebagai investor.

Nilai investasi minimal per investor Rp1,5 juta

Pola investasi: perorangan

Dengan pola investasi perorangan ini, satu orang investor menyediakan dana Rp1,5 juta untuk pembelian dua ekor kambing Kacang betina.

Jangka waktu investasi 5 tahun.

Dana investasi Rp1,5 juta sepenuhnya milik Investor dan akan dikembalikan utuh tanpa potongan apa pun kepada Investor setelah berakhirnya jangka waktu investasi (5 tahun) kalau Investor tidak ingin memperpanjang kerja sama investasinya.

Jatah bagi hasil: 50% untuk investor, 50% untuk peternak.

Jatah bagi hasil 50% untuk investor ini adalah 50% dari hasil penjualan anak-anak kambing yang dihasilkan nanti, bukan 50% dari keuntungan penjualan.

Ingat, 50% dari penjualan lebih besar daripada 50% dari keuntungan karena keuntungan = nilai penjualan dikurangi biaya produksi.

Pembagian hasil dilakukan setiap kali terjadi penjualan anak-anak kambing Kacang yang dihasilkan nanti.

Dana investasi para investor dijamin dan dilindungi dengan surat perjanjian tertulis rangkap dua yang ditanda tangani kedua pihak dan diberi meterai yang dipegang oleh Investor dan Peternak.

Dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang ini seluruh biaya produksi sepenuhnya ditanggung peternak.

Peternakan direncanakan mulai berjalan bulan Juli 2011 yang akan datang dan berlokasi di lahan milik sendiri di desa Batu Ampar, kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan.

Info Lebih Lanjut:
Kalau masih ada yang kurang jelas dan ada yang ingin ditanyakan sehubungan dengan penawaran ini, jangan sungkan menghubungi hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au untuk info lebih lanjut.

Cara Pendaftaran:
Kirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au dan sampaikan keinginan Anda untuk mendaftar sebagai investor dengan memberikan data diri (nama lengkap, alamat domisili lengkap, dan nomor KTP).

Setelah itu saya akan meminta transfer dana investasinya ke:
Hipyan Nopri
Bank Mandiri KCP Padang Sudirman
Nomor rekening: 111-00-0435-1629

atau

Hipyan Nopri
Bank BCA KCU Padang
Nomor Rekening: 0321-672-859

Setelah transfer diterima, dua eksemplar surat perjanjian yang keduanya telah saya beri meterai dan tanda tangani dikirim lewat pos ke alamat investor.

Selanjutnya, investor mengirim kembali satu eksemplar surat perjanjian tsb lewat pos ke alamat saya.

Dengan demikian, Peternak dan Investor sudah terikat perjanjian kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang, dan Peternak akan memberikan informasi berkala kepada Investor mengenai perkembangan ternaknya.

Usaha Bagi Hasil Peternakan Sapi Bali

0 komentar
Penawaran ini sudah ditutup

Pada tahap awal ini direncanakan peternakan lima ekor sapi Bali betina. Jumlah ini nanti akan terus ditingkatkan sampai tercapai skala ekonomis minimal dua puluh ekor sapi Bali betina.

Sapi Bali betina ini akan dikembang-biakkan melalui kawin alami dengan sapi Bali jantan yang disediakan peternak. Dengan cara kawin alami ini, tingkat keberhasilan perkawinan sapi Bali sangat tinggi karena sapi Bali jantan secara alami mampu mendeteksi sapi Bali betina yang sedang birahi dan segera mengawininya berulang kali.

Nilai investasi per ekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting Rp8 juta

Pola investasi: perorangan dan gotong royong

Investasi perorangan: satu orang investor secara sendiri menyediakan dana Rp8 juta untuk pembelian satu ekor sapi Bali betina siap kawin atau sudah bunting.

Investasi gotong royong: beberapa orang investor secara bersama-sama menyediakan dana sesuai kemampuannya sehingga tercapai jumlah Rp8 juta untuk pembelian seekor sapi Bali betina siap kawin atau yang sudah bunting.

Namun demikian, dalam pola investasi gotong royong ini calon investor harus mencari sendiri rekan investornya untuk diajak bergotong royong.

Setelah dana Rp8 juta yang diperlukan sudah cukup, salah satu dari gabungan beberapa calon investor ini mendaftarkan diri kepada saya dan memberikan data dirinya beserta rekan calon investor lainnya.

Jangka waktu investasi 5 tahun dan dapat terus diperpanjang.

Dana investasi Rp8 juta sepenuhnya milik Investor dan akan dikembalikan utuh tanpa potongan apa pun kepada Investor setelah berakhirnya jangka waktu investasi (5 tahun) kalau Investor tidak ingin memperpanjang kerja sama investasinya.

Jatah bagi hasil: 50% untuk investor, 50% untuk peternak.

Jatah bagi hasil 50% untuk investor ini adalah 50% dari hasil penjualan, bukan 50% dari keuntungan. Ingat, 50% dari penjualan lebih besar daripada 50% dari keuntungan karena keuntungan = nilai penjualan dikurangi biaya produksi.

Dana investasi yang disetorkan para investor dijamin dan dilindungi oleh surat perjanjian tertulis rangkap dua yang ditanda tangani Investor dan Peternak, diberi meterai, dan dipegang oleh Investor dan Peternak.

Dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini biaya produksi sepenuhnya ditanggung peternak. Biaya produksi ini mencakup penyediaan lahan tempat usaha peternakan, biaya pembangunan kandang yang memenuhi syarat peternakan yang baik, penyediaan peralatan kandang, penyediaan pakan harian berupa rerumputan, dedaunan, dedak padi halus, mineral dan probiotik, pemeliharaan kesehatan berupa pemberian obat cacing dan vitamin secara berkala & pemeliharaan kebersihan sapi dan kandang, dan pengobatan kalau ada sapi yang sakit.

Untuk menjamin kesehatan dan kesuburan sapi, peternak bekerja sama dengan mantri hewan dari Dinas Peternakan setempat untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan sapi secara berkala.

Dengan cara pemeliharaan seperti ini insyaallah risiko kesakitan atau kematian sapi Bali dapat ditekan sampai tingkat sangat minimal. Selain itu, kenyataan bahwa sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia hasil domestikasi banteng liar yang sudah sangat terbiasa hidup dalam iklim tropis Indonesia, sapi Bali merupakan trah sapi yang tingkat kesuburannya tinggi dan terkenal tangguh serta tahan penyakit.

Satu tahap penawaran investasi terdiri dari lima ekor sapi Bali betina siap kawin atau bunting.

Jadi, penawaran kerja sama untuk setiap tahap penawaran investasi akan ditutup kalau nilai investasi yang diperlukan sudah mencapai Rp40 juta (5 x Rp8 juta).

Setelah peternakan sapi Bali ini berjalan dan menghasilkan, sebagian jatah bagi hasil untuk peternak akan digunakan untuk membeli sepasang kambing Kacang yang akan diserahkan kepada keluarga miskin di sekitar peternakan dengan sistem bagi hasil peternakan kambing.

Dengan kata lain, dana yang akan digunakan untuk program pemberian bantuan produktif kepada keluarga miskin tidak diambil dari jatah bagi hasil untuk investor.

Jadi, jatah bagi hasil untuk investor tetap utuh 50% dari hasil penjualan sapi Bali (bukan 50% dari keuntungan penjualan sapi Bali) tanpa potongan apa pun.

Namun demikian, dalam hal ini investor jelas memainkan peran dan memberikan andil besar berupa dukungan dan bantuan tak langsung bagi terlaksananya program bantuan produktif bagi keluarga miskin ini.

Peternakan direncanakan mulai berjalan bulan Juli 2011 yang akan datang dan berlokasi di lahan milik sendiri di desa Batu Ampar, Kedurang, Bengkulu Selatan. Di daerah ini hijauan makanan ternak berupa rerumputan, dedaunan, dan jerami padi tersedia dalam jumlah besar dan gratis, dan pakan konsentrat berupa dedak padi halus juga melimpah dengan harga yang masih sangat murah.

Info Lebih Lanjut:
Kalau masih ada yang kurang jelas dan ada yang ingin ditanyakan sehubungan dengan penawaran ini, jangan sungkan menghubungi hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au untuk info lebih lanjut.

Cara Pendaftaran:
Kirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au dan sampaikan keinginan Anda untuk mendaftar sebagai investor dengan memberikan data diri (nama lengkap, alamat domisili lengkap, dan nomor KTP).

Setelah itu saya akan meminta transfer dana investasinya ke:
Hipyan Nopri
Bank Mandiri KCP Padang Sudirman
Nomor rekening: 111-00-0435-1629

atau

Hipyan Nopri
Bank BCA KCU Padang
Nomor Rekening: 0321-672-859

Setelah transfer diterima, dua eksemplar surat perjanjian yang keduanya telah saya beri meterai dan tanda tangani dikirim lewat pos ke alamat investor.

Selanjutnya, investor mengirim kembali satu eksemplar surat perjanjian tsb lewat pos ke alamat saya.

Dengan demikian, Peternak dan Investor sudah terikat perjanjian kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Bali, dan Peternak akan memberikan informasi berkala kepada Investor mengenai perkembangan ternaknya.

Blog Archive

About